Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan kerusakan struktur jaringan tulang sehingga meningkatkan resiko patah tulang. Penyakit ini dikenal juga sebagai penyakit tulang keropos dan lebih sering terjadi pada orang lanjut usia terutama wanita pasca menopause.
Penyebab osteoporosis adalah kemampuan tubuh yang menurun dalam meregenerasi tulang sehingga menyebabkan kepadatan tulang berkurang. Beberapa faktor juga dapat meningkatkan resiko terkena osteoporosis diantaranya faktor genetik, kelainan hormon, gaya hidup yang tidak sehat dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Menurut pafikotamuarabungo.org, dampak osteoporosis terhadap kualitas hidup lansia sangat signifikan dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Daftar Isi
Penurunan Mobilitas dan Aktivitas Fisik
Salah satu dampak utama osteoporosis adalah berkurangnya mobilitas dan kemampuan melakukan aktivitas fisik. Tulang yang mudah patah dan rapuh membuat orang lanjut usia lebih rentan mengalami cedera, terutama pada bagian pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Patah tulang pinggul seringkali memerlukan pembedahan dan pemulihan yang cukup lama, dan dalam banyak kasus, orang lanjut usia tidak pernah pulih sepenuhnya.
Rasa Sakit Kronis
Osteoporosis disebabkan oleh berkurangnya kemampuan regenerasi tulang, biasanya mulai terjadi pada seseorang yang memasuki usia 35 tahun. Penyakit osteoporosis juga dapat menyebabkan nyeri kronis, terutama jika tulang mengalami patah atau retak kecil. Nyeri ini seringkali menetap dan dapat mengganggu tidur, mengurangi nafsu makan, dan menyebabkan kelelahan yang berkepanjangan.
Risiko Komplikasi Kesehatan
Osteoporosis tidak hanya meningkatkan risiko patah tulang tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi kesehatan lainnya. Orang lanjut usia yang mengalami patah tulang pinggul sering kali harus terbaring di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama, sehingga dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, trombosis vena dalam, dan luka baring.
Dampak Psikologis dan Sosial
Umumnya gejala osteoporosis sulit terdeteksi dari awal karena biasanya diketahui setelah terjadi cedera yang menyebabkan patah tulang. Namun Anda bisa memperhatikan jika mulai mengalami kondisi rentan patah tulang, tinggi badan berkurang, postur badan membungkuk dan sering nyeri punggung bisa terindikasi terkena penyakit osteoporosis.
Dampak psikologis dari osteoporosis juga signifikan. Rasa takut terjatuh dan patah tulang seringkali menyebabkan lansia khawatir dan menghindari aktivitas fisik dan sosial. Isolasi sosial ini dapat menimbulkan perasaan kesepian dan depresi.
Upaya Pencegahan dan Pengelolaan
Pencegahan osteoporosi dan penanganan penyakit ini sangatlah penting. Tindakan pencegahannya antara lain mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D, rutin melakukan aktivitas fisik, dan menghindari faktor risiko seperti merokok dan minum terlalu banyak alkohol. Pemeriksaan rutin dan pengobatan yang tepat juga penting untuk mengendalikan osteoporosis dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Perawatan obat, seperti bifosfonat dan hormon, juga dapat digunakan untuk memperlambat pengeroposan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Selain itu, program rehabilitasi fisik yang dirancang khusus dapat membantu meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot serta mengurangi resiko terjatuh.
Osteoporosis memiliki dampak yang luas dan signifikan pada kualitas hidup lansia. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan yang efektif sangat penting untuk mengurangi dampak negatif osteoporosis dan meningkatkan kesehatan lansia. Dengan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi, lansia penderita osteoporosis dapat terus menjalani kehidupan yang bermakna dan produktif.
Anda dapat berkonsultasi mengenai obat yang bisa dikonsumsi untuk menangani osteoporosis pada pafikotamuarabungo.org, Tentunya dalam penggunaannya harus berdasarkan resep dari dokter.